Latest News

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Wednesday, February 14, 2018

Menjaga Keutuhan Keluarga

Keutuhan adalah keadaan sempurna sebagaimana adanya atau sebagaimana semula (tidak berubah, tidak rusak, tidak berkurang, dsb). Pengertian yang demikian mengajak kita mencermati titik berangkat keutuhan keluarga itu dari dua keadaan awal:

  1. Keadaan yang utuh, tinggal menjaga dan memeliharanya. Dalam hal ini model keutuhannya adalah keluarga pertama, Adam-Hawa, yang diprakarsai sendiri oleh Tuhan, sebelum jatuh ke dalam dosa.
  2. Keadaan tidak utuh, sedang dalam masalah. Maka tema ini mengajak kita untuk memulihkan, mengusahakan utuh kembali.
Titik berangkat yang kedua ini tetap relevan dengan keadaan kita sekarang, karena kita tidak boleh menutup mata pada realita bahwa keluarga Kristen pun tidak imun (kebal) terhadap masalah. Itulah sebabnya keutuhan harus dipulihkan, dijaga, dipelihara.
Hal lain yang menarik dari tema kita adalah frase “keutuhan keluarga.” Yang secara tersirat mengandung konotasi kepelbagian dalam keluarga; bahwa keluarga terdiri atas berbagai unsur pribadi yang disatukan di dalamnya. Dari makna yang demikian, maka suasana kepelbagaian keluarga memang memerlukan roh yang mempersatukan hingga utuh.
Keluarga adalah inisiatif Allah, ketika Ia memandang bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, maka Ia menciptakan perempuan, Hawa, sebagai penolong yang sepadan. Mengapa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam dan tidak memakai materi yang sama dengan Adam, debu tanah? Hal ini bukan hanya hendak menunjukkan bahwa Allah kita Mahakreatif, tetapi juga mau mengedepankan adanya panggilan keutuhan, kelengkapan, saling ada, melengkapi satu bagi yang lain sebagai suami-isteri. Hal ini diperkuat dengan Kejadian 2:23a, 24, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. ... keduanya menjadi satu daging.” Selanjutnya kepada mereka diberikan mandat budaya untuk beranak cucu dan juga memelihara alam ciptaan-Nya (Kej. 1:28; 2:15).
Demikianlah pada akhirnya kita mengetahui bahwa keluarga pertama-tama adalah inisiatif Allah dan sekaligus melibatkan peran manusia untuk menjalaninya sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. berangkat dari pemahaman dasar yang demikian maka guna menjaga keutuhannya pun kita memerlukan dua kekuatan yang bekerja saling mendukung yaitu kekuatan Allah dan juga peran serta manusia itu sendiri.
Pertama, untuk menjaga keutuhan keluarga kita sangat perlu menghadirkan campur tangan kekuatan Allah. Ini bukan hanya karena Allah yang berkehendak; kita perlukan bukan hanya di awal langkah perjalanan keluarga, tetapi selalu, terus dan terus. Mengapa demikian? Karena keluarga adalah bentukan Allah dan karena memang kita memerlukan Allah. Keluarga terdiri atas pribadi-pribadi yang berbeda dalam banyak hal, butuh cinta kasih Allah yang mengikat erat dan terus menjadi daya ikat, memberi daya pulih dalam perjalanan. Keluarga, disadari atau belum, diakui atau tidak, sangat memerlukan Tuhan sebagai kiblat perjalanan, sebagai mercusuar pemandu arah.
Itulah sebabnya, keluarga harus dibangun dan dijalani dengan takut akan Tuhan. Semua pribadi dalam keluarga harus berpikir, berjalan dan bertindak dalam roh takut akan Tuhan. Saya rasa nasihat Paulus dalam Filipi 2:5 hendaknya menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus sangat relevan bagi konteks keluarga.
Segala sesuatu dirasa, dipikir dan dilakukan dengan didasari rasa takut akan Tuhan. Tuhan menjadi model karakter dalam merasa, berpikir dan bertindak satu terhadap yang lain dalam keluarga. Bila ini kita nyatakan, maka tidak lagi dibutuhkan teori-teori berkeluarga yang hebat-hebat, karena keluarga akan utuh di dalam Tuhan. Ada kasih dan pengampunan Tuhan yang sangat mendasar dan dibutuhkan. Allah dengan segala karakter-Nya adalah model dasar untuk menjaga keutuhan keluarga.
Kedua, perlu peran manusia dalam keluarga. Saya senang dengan penggambaran keluarga seperti kapal yang berlayar di tengah lautan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Kasih dan pengampunan Kita akan mampu hidup dan berjalan bersama dalam keluarga hanya dengan modal kasih dan pengampunan. Mengapa? Karena karakter dasar manusia adalah egois, hanya memikirkan dirinya sendiri, menganggap dirinya selalu baik dan sebaliknya orang lain selalu salah dan kurang. Untuk dapat mengubahnya maka harus ada kesadaran bahwa kita pun lemah dan berdosa; bahwa dengan kasih dan pengampunan Allahlah kita dipulihkan, maka kita pun saling mengasihi dan mengampuni satu terhadap yang lain dalam keluarga (Ef. 4:32; Kol. 3:13).
  2. Tanggung jawab bersama pada niat semula Bahwa apapun yang terjadi dalam perjalanan, segala keutuhan kapal keluarga adalah tanggung jawab bersama dan harus terus diupayakan tetap dari dalam kapal itu sendiri. Artinya harus tetap berada dalam kapal, mencari solusi bersama, selalu harus kembali ke dalam keluarga yang utuh, apa yang menjadi niat berkeluarga semula.
  3. Menyalibkan keakuan Dalam hal ini tidak ada teori yang mentolerir salah satu anggota kapal keluarga mencari sekoci penyelamat sendiri. Bahwa seluruh anggota tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri; harus menyalibkan keakuan, kepentingan diri; harus hidup satu bagi yang lainnya.
  4. Saling percaya dan menghargai Dalam segala perbedaan penumpang kapal keluarga harus bisa saling menghargai dan mengakomodir segala aspirasi anggotanya.
  5. Playmate (pasangan bermain) Setiap anggota keluarga harus saling menjadi teman bermain, menciptakan suasana, ruang, wadah untuk beracara bersama. Dalam era serba sibuk ini, kebutuhan menciptakan ruang kegiatan bersama makin besar dan urgen. Maka seyogyanya kita tinggalkan sejenak dunia maya dan mari bangun, nikmati dunia nyata keluarga kita.
Mari kita cermati keluarga Adam-Hawa, yang awalnya penuh dengan cinta, kasih-sayang dan kesehatian. Namun dalam perjalanan, keinginan diri untuk mengambil keputusan sendiri, meragukan atau kurang percaya satu pada yang lain, menjadi celah bagi kehancuran keluarga.
Ketika tipu muslihat ular datang, Hawa memutuskan sendiri, maka masalah datang, melanggar titah Tuhan (Kej. 3:7). Dalam mempertanggung-jawabkan perbuatan dosa itu, mereka saling menyalahkan. Namun ending-nya, dengan penundukan diri bersama di hadapan kuasa Tuhan, mereka menjalani pemulihan keutuhan keluarga.
Keutuhan keluarga hanya terjadi bila dua, tiga atau lebih orang dalam keluarga mau berdiam dan berjalan, berpikir, berlaku dengan karakter Tuhan, takut akan Tuhan, penundukan diri kepada Tuhan, bekerja sama dengan cara Tuhan demi menjaga keutuhan keluarga kita. (rs)

Oleh: R. Sulistyaningsih, S.Si.Teol

http://renungan.co

Saturday, June 10, 2017

Renungan di Kel Dermawan Anak Baptis dan

Renungan Baptis dan Ulang Tahun di Keluarga Dermawan Sitepu

EFESUS 2 : 11 - 22
2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
2:17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.




Bagaimana kita kita mewujudkan sebagai DILAHRIKAN SBG KELUARGA ALLAH ?
KASIH…


1 YOHANES 4 : 8, 16
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih
4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam di

YOHANES 13:35
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.
-------------------------------------------------------------------------

1 KORINTUS 14:1
14:1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

------------------------------------------------------------------------
1 KORINTUS 13: 13
13:13Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih

MARKUS 12: 30-31
12:30Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.


MATIUS 25: 40
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku




YOHANES 3 : 16
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal

Sunday, July 10, 2016

KHOTBAH-KHOTBAH YANG PERLU ANDA DENGARKAN SEKARANG JUGA

Dosa, Nafsu Diri & Pencobaan - Pdt.Stephen Tong 




Empat Macam Iman I (Pdt. Stephen Tong)


Roh Kudus,Suara hati nurani dan Setan [Part 1] [Pdt.Stephen Tong]



Kristus Harapan DuniA; Sekalipun Tak Ada Dasar Untuk Berharap -[Pdt.Stephen Tong]


Empat Musuh Kristen [Scripture Moment] [Pdt.Stephen Tong] [Scripture Moments]

Wednesday, July 6, 2016

RENUNGAN - Firman adalah Allah, Dalam Dunia Roh Lebih Nyata

Firman adalah Allah, Dalam Dunia Roh Lebih Nyata


RENUNGAN - Berpergian Bersama - Doa Penting

Berpergian Bersama - Doa Penting

RENUNGAN - Alkitab - Berhala Man Tanpa Mata

Berhala Man Tanpa Mata

Tags